Kita sering lupa memahami isyarat alam yang mungkin terangkai melalui sejumlah fenomena ketidakwajaran yang terjadi di lingkungan kita. Kita juga sering gagal mengerti keinginan alam yang disampaikan melalui sejumlah peristiwa sederhana namun sesungguhnya sarat dengan makna. Ketika alam mengirimkan isyarat melalui jutaan ekor ulat di sejumlah wilayah, kita memahami itu hanya sekedar lonjakan populasi ulat yang mungkin terjadi akibat perubahan cuaca. Padahal alam mungkin ingin memberitahukan bahwa telah terjadi ketidakseimbangan luar biasa di habitat ulat dan kupu-kupu, yang menyebabkan mereka tidak lagi nyaman tinggal di habitat itu.
Kita sudah seharusnya semakin memahami bahasa alam agar kita juga semakin mengerti keinginan alam. Alam yang terangkai dalam sebuah tatanan ekosistem dan tersusun dari komponen biotik dan komponen abiotik merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Dalam suatu ekosistem, terdapat suatu keseimbangan yang disebut dengan homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Bila keseimbangan itu berubah secara radikal maka akan terjadi perubahan yang mungkin mendatangkan keguncangan besar.
Ledakan populasi wereng coklat, tikus dan berbagai hama lainnya di beberapa daerah dalam beberapa bulan terakhir ini bisa menjadi indikasi telah terjadinya keguncangan besar itu. Hama wereng dan tikus yang merupakan salah satu musuh utama petani tiba-tiba menyerang, menjarah dan menghabiskan ribuan hektar lahan tanaman padi milik para petani. Berbagai upaya untuk melawan mahluk mengerat dan binatanng kecil bersayap ini juga gagal. Bahkan di sejumlah daerah para petani telah sampai diujung harapan. Mereka putus asa menghadapi serangan ganas tikus dan hama wereng coklat. Akhirnya mereka membakar habis seluruh lahan tanaman padi miliknya.
Para peneliti telah membuktikan bahwa wabah hama tanaman merupakan dampak dari perubahan keseimbangan ekosistem di persawahan. Pola tanam monokultur padi tanpa jeda sama sekali, dan model pertanaman individual yang mengesampingkan kondisi hamparan menjadi sebab panjangnya rantai hidup hama. Berbagai jenis hama berkembang dan beranak pinak tanpa terputus karena kondisi lingkungan memang mendukung kehidupannya. Mereka membangun rantai kehidupan permanen karena para petani memang memberi lahan dan keperluan hidup dengan potensi sumberdaya melimpah. Dengan demikian sesungguhnya intervensi berlebihan yang dilakukan para petani dalam tatanan ekosistem persawahan telah menyebabkan ledakan populasi hama.
Oleh karena itu, langkah bijak yang harus dilakukan adalah memahamai keseimbangan dan keselarasan alam untuk menghindari terjadinya guncangan tatanan ekosistem. Melawan, memberantas, mengendalikan, atau apapun istilahnya untuk mendiskripsikan semangat menghilangkan hama tanaman, tidak akan pernah berhasil bila tidak berpijak pada komitmen untuk menjaga keseimbangan dan keselarasan ekosistem. Tikus, wereng coklat dan berbagai hama lain akan tetap menjadi penjarah utama padi para petani bila tidak ada kesungguhan untuk menata kondisi ekosistem persawahan. Dan hal itu memang tidak mudah, namun bukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Keseimbangan Alam"
Posting Komentar